Oleh
Drs. Pratomo Hadi P.*
Haim G Ginott mengatakan, “Teachers
are expected to reach unattainable goals with inadequate tools. The miracle is
that at times they accomplish this impossible task. “(Para guru diharapkan
untuk menggapai tujuan yang tak terjangkau dengan peralatan yang tidak memadai.
Keajaiban yang terjadi ketika mereka mampu menyelesaikan tugas yang mustahil.
Begitu juga sebagai guru mata pelajaran harus dapat mengajarkan kepada
para murid apapun keadaan sekolah, keadaan peralatan dan keadaan yang ada. Guru
dituntut harus mencapat tujuan mencerdaskan anak bangsa, tidak hanya itu
menyejahterakan anak bangsa dengan cara belajar yang baik dan beretika. Salah
satu tugas guru bahasa Indonesia harus dapat mengajarkan peribahasa dengan
peralatan seadanya. Hal ini merupakan hal yang gampang-gampang susah. Gampang
kalau sudah tahu caranya. Menjadi susah karena siswa kurang tertarik dan tak
tahu sama sekali. Padahal peribahasa itu harus dihubungkan dengan kehidupan
sehari-hari. Untuk mendalami materi ini
siswa harus diajak mendalami pengertian peribahasa. Peribahasa itu apa si? Baru
setelah itu guru memilih menggunakan metode dan media apa? Guru sudah
mempersiapkan lebih dahulu.
Arti peribahasa adalah 1). kelompok kata atau kalimat yang tetap
susunannya, biasanya mengiaskan maksud tertentu ( yang termasuk peribahasa
adalah bidal, ungkapan, perumpamaan) 2). Ungkapan atau kalimat ringkas padat,
berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup, atau aturan tingkah laku. (KBBI)
Bidal adalah peribahasa atau pepatah
yang mengandung nasihat, peringatan sidiran dsb.
Pepatah artinya peribahasa yang
mengandung nasihat atau ajaran dari orang tua-tua (biasa dipakai atau diucapkan
untuk mematahkan lawan bicara) Seperti : Tong kosong nyaring bunyinya.
Artinya orang yang tidak berilmu banyak bualnya.
Perumpamaan artinya perbandingan,
ibarat. Misalnya: Masak ibumu diumpamakan parasit, keterlaluan perumpamaan
itu. Peribahasa yang berupa perbandingan
misalnya: Bagai anak ayam kehilangan induknya.
Dalam mengajarkan peribahasa ini guru mau manual atau mau menggunakan
komputer? Kalau manual guru mencari gambar-gambar yang ada hubungannya dengan
peribahasa. Gambar katak, gambar udang, ikan, daun alas dan sebagainya. Gambar
itu dimasukkan dalam amplop. Satu amplop disediakan 15 gambar. Nah setelah menemukan gambar-gambar itu anak
diminta mendiskusikan dalam kelompok untuk mencari peribahasa sesuai dengan
gambar yang disediakan. Perintahnya, buatlah 15 peribahasa!
Jika menggunakan komputer, guru menyiapkan power point. Isinya foto-foto
sesuai atau gambar baraang atau gambar perilaku yang bisa disusun menjadi
peribahasa.
Misalnya: gambar murid. Tampilkan gambar
murid yang sedang dihukum supaya merokok. Ini hukuman kurang mendidik. Benar-benar dapat
mengakibatkan kematian.
Gambar dihukum karena ketahuan merokok.
Coba anak-anak carikan peribahasa yang
sesuai dengan gambar di atas? Apa artinya?
Kemungkinannya:
- Guru kencing berdiri murid kencing
berlari. Maksudnya, apabila guru,
orangtua, pemuka agama, pejabat pemerintah memberi contoh yang tidak baik,
murid atau anak akan menirukan yang lebih tidak baik lagi. Kalau orangtuanya melakukan hal yang
tidak baik, anak akan mudah sekali menirukan perbuatan tersebut.
- Anak polah bapa kepradah.
Artinya, apabila anak bertingkah laku kurang baik bapaklah yang yang
direpotkan, bapaklah yang menanggung malu, menanggung membiayai dan
sebagainya.
- Angin tak dapat ditangkap, asap tak
dapat digenggam. Artinya, sesuatu
hal yang tak dapat dirasakan. Tetapi siswa-siswa ini dapat merasakan
enaknya rokok tetapi tidak enaknya hukuman. Sebagai orangtua tentu kita
mengajak siswa tidak merokok karena sebenarnya hanya sia-sia membuang asap
yang tak dapat ditangkap atau digenggam.
- Api dalam sekam.
Artinya, hal-hal yang tidak baik dan tidak tampak akan semakin
membahayakan. Ya misalnya merokok, minum miras, mencontek itu hal-hal yang
tidak tampak tetapi sangat membahayakan kesehatan tubuh dan jiwa kita.
- Bagai anak ayam kehilangan induk.
Artinya, bercerai -berai karena kehilangan tumpuan. Siswa merokok itu mungkin menirukan
orang-orang di sekitarnya. Karena memang keadaan masyarakat di sekitarnya
masih mengenal merokok dan tak ada orang yang dapat diteladani. Sangat
jarang orang dewasa laki-laki tidak merokok.
- Bagai api dengan asap.
Artinya, tak dapat dipisahkan. Merokok pasti menghasilkan asap. Perbuatan
ini ada sebab pasti ada juga akibatnya. Perbuatan yang kurang baik tentu
akan mendatangkan juga mala petaka.
- Bagai musang berbulu ayam.
Artinya, orang jahat bertingkahlaku sebagai orang baik. Kita pun kadang
baik di hadapan orangtua, namun diam-diam melakukan hal tidak baik. Nah
siswa itu pun juga kemungkinan diam-diam merokok sehingga dihukum oleh
gurunya spaya merokok yang banyak biar puas. Namun hukuman ini kurang
mendidik.
- Bagai telur di ujung tanduk.
Artinya, terancam bahaya. Anak-anak demikian ini berisiko. Merokok ini
dapat mengakibatkan sakit paru-paru pada perokok aktif maupun perokok
pasif.
- Belum bertaji hendak berkokok.
Artinya belum berilmu sudah menyombongkan diri. Kadang merokok ingin
mempertontonkan kehebatannya. Namun sayangnya belum bisa menncari sendiri.
Uang saja masih minta orangtua. Biasanya orangtua bilang nanti kalau sudah
bisa mencari sendiri ya boleh merokok. Tapi pengaruhnya ditanggung
sindiri.
- Bermain air basah, bermain api
hangus. Artinya, setiap pekerjaan
ada susahnya. Mereka perokok ini
bermain api karena menggunakan api. Perbuatan ini pasti ada risikonya.
- Di mana kayu bengkok, di situ
musang mengintai. Artinya, orang
yang sedang lengah mudah dimanfaatkan musuhnya. Anak-anak itu masih rentan
mudah lengah mudah dimanfaatkan oleh yang lain untuk melakukan hal-hal
yang kurang baik.
- Merokok membunuhmu.
Artinya, jika kamu suka merokok, dapat mengakibatkan kematian.
Gambar kedua:
Gambar apa anak-anak? Tentu gambar para
siswa memberi salam kepada bapak ibu guru sebelum masuk kelas.
Peribahasa apa yang sesuai dengan gambar
di atas? Apa artinya?
Kemungkinannya:
- Ada ubi ada balas.
Artinya, ada budi ada balas. Seorang guru berbuat baik, sopan kepada anak
didiknya walaupun tidak minta balasan, namun sebagai anak tentu akan
mengingat kebaikan guru tersebut.
- Adat muda menanggung rindu adat tua
menahan ragam. Artinya, orang
muda harus sabar dalam meraih cita-cita.
Sebagai pelajar kan masih muda ya belajar dari yang tua gurunya
tentu sudah lebih banyak pengetahuannya.
- Air cucuran atap jatuhnya ke
pelimbahan juga. Artinya
sifat-sifat anak biasanya menurun dari orangtua yang mengajarkannya. Kalau
orangtua tidak mengajarkan karena keterbatasan, ya menurun dari guru yang
mengajarkan. Karena itu guru harus belajar supaya tidak kalah dengan yang
diajarkan. Ada istilah dalam bahasa Jawa, Kebo nusu gudel. Artinya orang
tua malahan berguru kepada yang muda. Hal ini saat ini sangat mungkin
terjadi ketika orangtua belajar tentang elektronik. Orangtua belajar
menggunakan HP misalnya, belajar dari anaknya.
- Air jernih ikannya jinak.
Artinya negeri yang serba teratur dengan penduduknya akan serba baik pula
budi bahasanya. Tentu situasi di sekolah harusnya jernih, tenang, nyaman,
terkendali, aman, bersih sehingga warga sekolah akan mudah belajar menjadi
baik budi bahasanya.
- Bahasa menunjukkan bangsa.
Artinya, budi bahasa atau tutur kata menjunjukkan sifat atau tabiatnya.
Guru dan siswa tentu menggunakan bahasa yang sopan, beretika supaya
anak-anak ini menjadi bangsa yang baik pula perilakunya tidak pernah malak
dan tak pernah curang.
- Berat sama dipikul ringan sama
dijinjing. Artinya, bersama-sama dalam
suka dan duka, baik buruk sama ditanggungnya. Maksudnya guru dan guru,
guru dan murid, murid dan murid bekerja sama dalam belajar bersama alias
kompak. Mereka suka, suka bersama. Mereka duka, duka bersama. Ada
pekerjaan ya kerjakan bersama. Tetapi kalau ulangan atau ujian tak boleh
kerja sama.
- Berguru ke padang datar, dapat rusa
belang kaki berguru kepalang ajar bagai bunga kembang tak jadi .
Artinya, belajarlah sungguh-sungguh jangan tangung-tangung. Para siswa
dengan didampingi guru belajarlah yang serius jangan hanya pura-pura.
Kalau belajarnya hanya pura-pura akibatnya ya tidak akan berhasil atau tidak
naik kelas atau mungkin tidak lulus ujian.
- Di mana bumi dipijak, di situ
langit dijunjung. Artinya, kita
harus menyesuaikan diri dengan adat dan keadaan yang kita tinggali. Kita
tidak boleh melawan adat di sekitar tempat tinggal kita. Adat bangsa Indonesia
ini sudah dilaksanakan turun-temurun dan teruji kerukunan dan
kemakmurannya. Janganlah dikacaukan oleh pengarus-pegaruh yang negatif.
- Hemat pangkal kaya, rajin pangkal
pandai. Artinya, orang yang hidup
hemat akan kaya, orang yang
rajin belajar akan pandai. Nah itu kunci kesuksesan orang belajar. Kalau
rajin belajar ya akan sukses seperti orang yang rajin menabung ya akan
kaya.
- Malu bertanya, sesat di jalan.
Artinya, kalau tidak mau berikhtiar tidak akan mendapatkan kemajuan.
Jangan malu bertanya karena orang bertanya itu sebuah ikhtiar atau usaha
ingin tahu. Guru juga nggak boleh marah kalau ada murid yang bertanya.
Itu
tadi sekelumit kiat mengajarkan peribahasa di kalangan para siswa SMP atau
SLTA. Semoga pengetahuan sekelumit ini dapat menjadi masukan berharga bagi
guru-guru bahasa Indonesia. Dengan demikian kita berharap generasi berikut
gemar menggunakan peribahasa sebagai
alat berkomunikasi.(*Guru DPK di SMA Santo Agustinus Purbalingga dan di SMAN 1
Padamara dan mengajar di AKPER YAKPERMAS).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar